Emosi dalam Tulisan

Dalam sebuah pertemuan dengan orang yang baru kita kenal, tiba-tiba orang itu menawari kita sebuah pekerjaan dengan gaji menggiurkan. Tentu reaksi kita sedikit berbeda dengan tipe kenalan lain yang mungkin sekadar bertanya, mau pergi kemana? Dengan tawaran pekerjaan tersebut, barangkali kita menjadi bersemangat untuk melanjutkan perbincangan.

Begitu halnya dengan tulisan. Teknik pembuka sebuah tulisan sangatlah penting. Pembaca perlu ditambatkan minatnya bahkan sejak kalimat pertama. Paragraf pembuka menentukan apakah pembaca akan meneruskan membaca atau tidak. Jadi, konsentrasi lebih saat menulis adalah membuat awalan tulisan. Apa pun jenis tulisan kita dan apa pun hal yang akan kita tulis sebisa mungkin harus memikat hati pembaca sejak awal. Lalu, kita buat pembaca tersebut merasa beruntung karena telah membaca tulisan kita. Analoginya adalah yang saya uraikan di atas, seperti seorang kepala bagian personalia yang tengah membutuhkan banyak karyawan dan mengajak kenalan dengan kita. Kita perturutkan emosi pembaca dalam tulisan kita sejak awal, lalu kita ikat terus hingga akhir tulisan kita.

Note : sekilas tulisan ini adalah kiriman dari Bpk. Karkono Supadi Putra (Dosen Sastra Indonesia Universitas Malang) yang diterbitkan Surya Online minggu kemarin. Terimakasih kirimannya pak… πŸ™‚

14 Comments

  1. wah kalau saya nulis kok belum mikir sampai ke situ ya?

    perlu belajar banyak tentang tulis menulis yang baik nich πŸ™‚

    Reply

  2. yah, detik pertama begitu berharga, yaitu detik pertama ketika pembaca membaca tulisan kita. asalkan awalannya menarik, saya kira mereka akan terhanyut untuk menyimak setiap jengkal kata hingga habis tatanan kalimah yang kita sajikan.

    saya belajar dan belajar untuk membuat suatu bacaan yang menjadikan orang menyesal apabila melewatkannya :mrgreen: *narjis!*

    Reply

Leave a comment